Bokep Hijab Daisy Bae Ngewe Samping
Pagi itu, udara segar menyambut tubuh Lara yang baru saja bangun. Matahari baru saja terbit, dan cahaya lembutnya mengalir ke dalam kamar melalui jendela. Lara merasa hari itu adalah waktu yang tepat untuk meluangkan waktu bagi dirinya sendiri—untuk menyegarkan pikiran dan tubuh melalui rutinitas yoga yang sudah menjadi kebiasaannya.
Dengan matras yoga terhampar di tengah ruang tamu, Lara berdiri dengan tenang. Hatinya penuh dengan niat untuk melepaskan segala beban dan menyambut kedamaian dalam setiap gerakan. Dia memulai dengan beberapa napas panjang, menarik udara segar, kemudian menghembuskannya perlahan, membiarkan ketegangan di tubuhnya menghilang sedikit demi sedikit.
Kemudian, dengan lembut, Lara mengangkat tangannya ke atas, membentuk sebuah garis lurus dari ujung jari hingga ujung jari lainnya. Matanya fokus, dan senyum tipis menghiasi bibirnya saat ia melangkah ke dalam Extended Side Angle Pose (Utthita Parsvakonasana). Posisi ini melibatkan tubuh yang membentuk sudut menyamping—sebuah pose yang memerlukan kekuatan, kelenturan, dan keseimbangan.
Sambil menurunkan tubuh ke sisi kanan, Lara menurunkan lengan kanannya dan meletakkannya di lantai di luar kaki kanan. Tangan kiri terangkat tinggi, sejajar dengan langit-langit, membuka dada dan pinggulnya ke arah langit. Seluruh tubuhnya membentuk garis diagonal, dan meskipun terasa penuh tantangan, ia merasakan kekuatan yang luar biasa.
“Fokus,” pikir Lara, merasa setiap otot tubuhnya meregang dan bekerja dengan harmonis. Di posisi itu, dia merasakan pemandangan dalam dirinya—seperti bisa merasakan aliran energi yang mengalir dari tanah hingga ke langit. Ada kedamaian dalam setiap tarikan napas, dan ketenangan dalam setiap gerakan.
Lara menahan posisi itu sejenak, merasa kekuatan dan kelenturan tubuhnya mulai terhubung dengan alam sekitar. Sinar matahari yang semakin hangat menyentuh kulitnya, memberinya rasa kebersamaan dengan dunia luar. Dari posisi ini, Lara belajar untuk membuka dirinya, untuk menerima tantangan dengan penuh keberanian, dan untuk tidak takut menjadi kuat—baik secara fisik maupun mental.
Setelah beberapa napas dalam posisi itu, Lara perlahan kembali ke posisi berdiri, kemudian melakukan hal yang sama di sisi kiri. Dengan setiap gerakan yang dilakukan dengan hati-hati dan penuh perhatian, ia merasakan tubuhnya semakin rileks, semakin siap menghadapi dunia dengan kedamaian yang baru ditemukan.
Ketika akhirnya Lara menyelesaikan sesi yoga paginya, ia merasa seolah-olah beban yang sempat menggelayuti hatinya telah terangkat. Yoga tidak hanya memberinya kelenturan fisik, tetapi juga ketenangan batin yang sangat ia butuhkan. Hari itu, seperti hari-hari sebelumnya, ia merasa berterima kasih pada dirinya sendiri untuk memberi ruang bagi kedamaian, dan untuk menjaga keseimbangan dalam hidupnya.
